2014/04/13

Bersama Garuda dan Pandji Jadi Lebih Mencintai Indonesia



Ada kesan tersendiri ketika saya terbang #bersamaGaruda Indonesia. Ketika itu saya ingin pergi ke Makassar. Saya merencanakan perjalanan ini dari jauh-jauh hari termasuk membeli tiket pesawat. Pilihan saya jatuh kepada Garuda karena jika ada yang terbaik mengapa harus memilih maskapai yang lain? 

Kebanyakan orang berpikir kalau harga tiket Garuda relatif mahal. Menurut saya, harga yang ada sesuai dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Garuda sering kok mengadakan promo jadi kita harus rajin rajin hunting. Contohnya promo yang saya dapatkan yaitu diskon 10 % untuk tiket Palu-Makassar dengan cara membeli tiket langsung di kantor perwakilan Garuda minimal 2 minggu sebelum tanggal keberangkatan. Padahal, tanggal keberangkatan saya mendekati libur Lebaran lho tapi tetap ada promo. Nggak heran deh kalau Garuda Indonesia menyandang predikat World's Best Economy Class 2013.

Seperti yang tertera pada tiket di atas, saya membeli tiket pada awal Juli dan jam keberangkatan saya adalah 07.15 WITA. Kemudian, dua minggu sebelum keberangkatan, saya dihubungi oleh pihak Garuda Indonesia. "Wah, ada apa nih?" pikir saya. Ternyata mulai pertengahan Juli jadwal keberangkatan pertama Palu-Makassar berubah jadi pukul 11.00 WITA. Seneng deh Garuda kasih informasi tentang perubahan jadwalnya jauh sebelum keberangkatan  jadi ada cukup waktu untuk mengatur ulang rencana perjalanan saya. Selain pelayanan saat terbang, pelayanan tiket Garuda juga juara.
 
Penerbangan yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pastinya Garuda tetap paling unggul dalam hal ketepatan waktu. Keunggulan lain Garuda adalah harga tiket yang sudah termasuk pajak bandara maka saya nggak perlu antri lagi di loket pajak & retribusi yang kalau di bandara Mutiara, Palu letaknya terpisah dari check in counter. Saya sangat menikmati penerbangan karena kenyamanan dan pelayanan yang diberikan. Saat memasuki pesawat saya disambut dengan sapaan dan keramahan para cabin crew. Saya duduk dengan nyaman di kursi samping jendela. Jarak antar kursi yang cukup luas membuat kaki saya leluasa. Lagu-lagu khas Indonesia mengalun indah sembari menunggu petunjuk keselamatan diperagakan oleh pramugari. Lalu, tiba-tiba mata saya berbinar-binar! Begitu melihat in-flight magazine dengan cover bergambar pemain bola kesukaan saya: Steven Gerrard! 

Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat kepada Garuda yang menjadi Official Global Airline Partner of Liverpool FC. Klub yang saya yakini akan jadi juara Premier League musim ini. Merupakan prestasi yang membanggakan menjadi partner dari sebuah klub sepakbola besar dan terkenal di dunia. Saya juga tidak meragukan Garuda Indonesia sebagai The Indonesian Airlines karena memang sangat merepresentasikan Indonesia hingga ke hal-hal detail. Terlihat dari ornamen motif khas Indonesia yang ada pada kain lapis kursi juga seragam para pramugari. Juga dalam in-flight entertainment yang disediakan, mulai dari artikel tentang keindahan Indonesia dalam Colours, lagu-lagu Indonesia yang diputar dalam kabin, tayangan dan lagu pada monitor. Tidak lupa menu makanan yang disajikan juga khas Indonesia. Saya jadi tambah bangga dengan Indonesia ketika terbang #BersamaGaruda. Pelayanan yang diberikan Garuda Indonesia membuat saya lebih mencintai Indonesia.
Kepuasan saya semakin bertambah karena  mendapat snack dan minuman dari pramugari yang ramah padahal lama penerbangan hanya sekitar 1 jam. Tadinya saya berpikir kalau hanya penerbangan yang lamanya 2 jam saja yang mendapatkan makanan. Akhirnya, pesawat mendarat dengan mulus dan sempurna di Makassar. Sebuah pengalaman berkesan  terbang #bersamaGaruda pun ikut mendarat di hati saya. 
Halo Makassar!



Aga Kareba?

"Aga kareba?". Begitulah sapaan khas Makassar untuk menanyakan kabar yang biasanya dijawab "baji baji ji" atau baik-baik saja. Berbicara tentang Makassar, salah satu yang terlintas ialah nama Sultan Hasanuddin. Nama pahlawan kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan ini diabadikan sebagai nama Bandara dan patung sang Ayam Jantan dari Timur berdiri tegak seakan menyambut siapapun yang datang ke bandara ini. 
Tujuan pertama saya begitu tiba di kota Makassar ialah warung coto. Saat itu bulan puasa namun saya sedang berhalangan. Beruntung tidak susah menemukan warung coto yang buka. 

Coto Paraikatte


Ini dia makan siang saya: Coto Makassar. Makannya pakai  sendok kok bukan cendok :) dan nggak lupa pakai ketupat. Coto yang paling terkenal ialah CoNus di jalan Nusantara dan Coto Paraikatte. Kebetulan saya hobi berburu kuliner lokal, jadi kemanapun saya pergi saya menyempatkan untuk mencicipi beberapa jenis makanan khas setempat. Nah, saya berani bilang kalo Makassar adalah surga kuliner! Mau bukti?  Mmm..siap-siap jadi kepingin ya karena saya mau sebutin



Pallu Basa Serigala
Yang ini namanya Pallu Basa dan yang paling terkenal adalah Pallu Bssa Serigala. Bukan..bukan daging serigala!  Isinya daging dan jeroan sapi kok. Sedikit mirip Coto tapi Pallu Basa ini mengunakan kelapa dan biasanya ditambah topping kuning telur.  Makassar juga identik dengan Konro (Iga). Yup, Konro Bakar maupun Sop Konro mudah ditemukan di kota Daeng ini dan yang terkenal adalah Konro Karebosi. Kalau dalam buku Nasionalisme Pandji bilang makan di Karebosi Makassar dan Karebosi Kelapa Gading sama enaknya, maka perlu dicoba Konro di Jalan Bawakaraeng karena menurut saya lebih enak.


Bagi yang takut kolesterolnya naik, bisa menikmati Ikang (Ikan) Bakar Makassar yang rata-rata dagingnya manis karena ikan yang masih segar. Kalau nggak mau ikan bakar? bisa mencicipi Ulu' Juku atau Gulai Kepala Ikan. Kalau nggak suka ikan laut? bisa coba ikan Bolu khas Makassar atau ikan bandeng. Makanan lain yang wajib dicoba ketika di Makassar ialah Mie Titi. Mie Titi ini adalah Mie kering yang disiram dengan kuah yang isinya seafood

Sebagai pecinta bakso, saya nggak melewatkan Nyuknyang. Nyuknyang ini sedikit mirip dengan bakwan malang karena selain bakso ada juga gorengannya. Nyuknyang yang jadi favorit di Makassar adalah Nyuknyang Ati Raja. Untuk pecinta sayur, boleh nih cobain Kapurung yakni sagu yang dicampur dengan sayuran hijau, terong, jantung pisang dan dilengkapi dengan ikan/udang. Kapurung  ini adalah makanan khas dari daerah Palopo (Luwu) dan bagi saya ada sensasi tersendiri ketika makan Kapurung ini terutama untuk yang jarang makan sagu.
Kapurung



Nah kalau lebih suka makanan rumahan, bisa coba Nasi Goreng merah karena nasi goreng di Makassar umumnya pakai saos bukan pake kecap. Untuk minuman, yang paling ngetop itu Es Pisang Ijo atau Es Palu Butung tapi saya sendiri lebih tertarik mencicipi Es Teler Khas Makassar karena selain terdiri dari alpukat, nangka dan pacar cina juga ada pepaya dan kacang telurnya. Buat yang menghindari es, bisa cobain kopi Toraja yang  rasanya nggak ada duanya. Pokoknya wajib deh berwisata kuliner kalau ke Makassar karena selain memanjakan lidah kita juga jadi tahu betapa kayanya kuliner Indonesia. Oh iya, untuk oleh-oleh khas Makassar itu ada Minyak Tawon, Kacang Disko, Sari buah Markisa, Kacang Mede dan kerajinan lainnya. Semuanya ini bisa dibeli di toko oleh-oleh di sepanjang jalan Somba Opu. 


Jadi kenyang yang ya ngomongin makanan :) , lanjut lagi yuk ke trip saya. Sore harinya saya mengunjungi Benteng paling terkenal di Makassar, benteng Fort Rotterdam. Dahulu Pangeran Diponegoro pernah dipenjara disini. Terdapat juga Museum La Galigo di dalam kompleks benteng ini, namun sayang hari sudah terlalu sore saat saya datang sedangkan jam operasi museum  hanya sampai jam 15.30 WITA. Ketika weekend, benteng Fort Rotterdam ini ramai dikunjungi oleh para muda-mudi karena benteng ini juga merupakan tempat berkumpulnya berbagai komunitas yang ada di Sulawesi Selatan. Jadi kalau ke Fort Rotterdam, selain berwisata sejarah kita pun dapat melihat kegiatan berbagai komunitas.

Fort Rotterdam tampak depan
Dari Benteng Fort Rotterdam saya pun berjalan ke pantai Losari untuk melihat sunset. Pantai Losari selalu ramai dikunjungi masyarakat Makassar dari pagi hingga malam apalagi saat bulan puasa karena telah dibangun sebuah Masjid Terapung yang cantik di sebelah timur pantai Losari. Sebagai  ikon kota Makassar, pantai Losari bukan seperti kebanyakan pantai dimana kita bisa bermain pasir karena di pinggir pantai ini dibangun ruang terbuka untuk masyarakat dan pengunjung hanya dikenakan biaya untuk parkir kendaraan. Yang spesial dari pantai Losari ini ialah kita dapat melihat sunrise juga sunset disini. Unik ya?

G for Gilang!



Sepanjang pantai pun dihiasi dengan tulisan-tulisan dengan warna mencolok. Tidak lupa deretan penjaja makanan yang tertata rapi siap untuk membuat kenyang para pengunjung. Berbagai jenis minuman dan camilan ringan tersedia namun yang paling khas adalah Pisang Epe (Pisang bakar yang disiram dengan gula merah cair) dan untuk minumannya yaitu Sarabba (susu jahe). Tuh kan jadi ngomongin makanan lagi :) 

Pantai Losari

Nah untuk pecinta pantai, Makassar punya pantai Akkarena yang letaknya nggak begitu jauh dari pantai Losari. Untuk masuk pantai Akkarena dikenakan biaya Rp 20.000/orang. Kalau ingin mengintip bawah lautnya Makassar, bisa menyeberang ke Pulau Samalona dari dermaga Kayu Bangkoa yang letaknya di seberang Benteng Fort Rotterdam. Dengan menyeberang sekitar 20 menit menggunakan kapal kayu, kita disambut dengan hamparan pasir putih dan pantai dengan gradasi warna yang menggoda.  Langsung kepingin nyebur kan? 


Pulau Samalona


Pulau Samalona adalah pulau kecil dan ditempati oleh beberapa Kepala Keluarga saja. Mayoritas penduduknya menyewakan rumah untuk wisatawan, kapal, serta peralatan untuk snorkeling. Ada juga diving spot untuk melihat sisa kapal karam dari jaman perang dunia ke-2. Jaraknya yang dekat dari Makassar, membuat Samalona jadi salah satu tujuan wisata favorit bagi warga Makassar di akhir minggu.
Makassar dari kejauhan
Masih banyak objek wisata di sekitar kota Makassar yang bisa dikunjungi, seperti TN Bantimurung yang merupakan air terjun dan tempat kerajaan kupu-kupu, lalu ada Rammang-Ramman di kabupaten Maros yang merupakan pegunungan Karst terbesar ke-2 di dunia. Mengarah ke selatan, ada pantai Tanjung Bira yang pasirnya sangat halus seperti tepung. Juga Tanah Beru tempat pembuatan kapal Phinisi yang legendaris. Dari Makassar, kita pun dapat pergi ke  tujuan wisata utama di Sulawesi Selatan, Tana Toraja. Ya, Makassar adalah gerbang utama menuju Tana Toraja
 
Kanan: Baru nama saya yang sampai Ketekesu; Kiri: Situs Megalit Bori Parinding (saya baru  sampai disini)
 
Situs Megalit Bori Parinding, Tana Toraja


Kecantikan alam di Sulawesi Selatan dan Makassar adalah sebagian kecil dari keindahan negeri ini. Saya bercita-cita untuk dapat berkeliling ke seluruh pelosok Indonesia dan kabar baik bagi saya karena Garuda Indonesia telah menambah jumlah armadanya untuk menjangkau daerah-daerah di pelosok Indonesia. Horee! Terima kasih Garuda karena membuat saya bisa menjelajah dan lebih mencintai Indonesia



Di samping faktor kekayaan alam dan budaya, banyak faktor lain yang membuat saya lebih mencintai Indonesia, salah satunya adalah Pandji.

Awalnya saya tahu Pandji sebagai seorang presenter dan penyiar radio. Lewat tweet-tweetnya saya tahu tentang pemikiran Pandji yang optimis, berani dan aktif mengerakkan perubahan. Contohnya yaitu keberhasilan Pandji dalam menyulut semangat #IndonesiaUnite. Bukan hanya secara virtual tapi Pandji melakukan perubahan itu secara nyata lewat tayangan Provocative Proactive (PP). Saya bilang perubahan karena menurut saya Provocative Proactive adalah tayangan pertama yang berhasil mengemas perbincangan tentang politik secara menarik dan membuat banyak anak muda jadi aware terhadap isu-isu politik. Dengan gaya santai tapi tetap mengkritik pemerintah, Provocative Proactive membuat saya pribadi menjadi tidak apatis. Saya kemudian menjadikan isu politik dan masalah bangsa itu sebagai bahan obrolan sehari-hari dengan teman-teman saya yang tadinya hanya jadi bahan diskusi di kelas kuliah saja. Bahkan karena terprovokasi, saya sampai dua kali mendaftar untuk jadi bagian dari tim Provocative Proactive di tahun 2010. Lumayan, berhasil sampai ketemu Pange :)


Pandji juga sangat konsisten berkarya, terutama dalam membesarkan stand-up comedy di Indonesia. Saya sendiri pernah menonton langsung stand up show Pandji di Fun Stand Up Comedy di kota Palu. Materi-materi yang dibawakan membuat kita melek tentang realita di Indonesia.misalnya seperti Bit Demokrasi, Bit Pencitraan, Bit  tentang kaum difabel, Bit Gay dan bit pendidikan di Indonesia. Lewat bit-bit nyentil dan menggelitik , Pandji  menyampaikan keresahannya terhadap realita bangsa ini dan saya merasakan betapa besarnya kecintaan Pandji terhadap Indonesia. Saya pun tertular dan jadi lebih mencintai Indonesia lagi karena dalam mencintai Indonesia juga harus menerima kekurangan-kekurangan yang ada dan bagaimana caranya kita berani mengubah seperti yang ditulis Pandji dalam Nasionalisme: " Saya tidak ingin Anda untuk cinta buta terhadap Indonesia. Saya ingin Anda untuk tahu sejarah yang buruk dari Indonesia, penyelewengan fakta, di luar hal-hal yang sudah anda tahu buruk dari Indonesia seperti misalnya korupsi dan lain-lain". Pandji juga konsisten dalam hal memerangi rokok dimanapun itu, buktinya Pandji membawakan bit rokok padahal (karena kesalahan teknis) sponsor acara di Palu adalah perusahaan rokok. Do you get it? Berani untuk bersuara benar!
 

Yang membanggakan yakni adanya value dari karya-karya yang dihasilkan Pandji. Lagu, buku, Stand Up show dan komik karya Pandji menyebarkan semangat positif, optimisme dan mengajak untuk mengubah Indonesia. Baru-baru ini saya lebih yakin dan optimis untuk mencintai Indonesia dengan menjadi abdi negara salah satunya karena tulisan Pandji Dari Sebuah Keyakinan Sampai Sebuah Keraguan dan bit "Yang neriakin Pemerintah goblok, sama aja gobloknya".


Bagi saya sosok Pandji sangat inspiratif, karena menyampaikan sudut pandang lain, mau turun tangan mengajak orang lain dan aksi-aksinya nyata. Banyak orang pintar dan kreatif tapi nggak punya rasa peduli dan hanya berguna bagi dirinya sendiri. Satu lagi, saya berterima kasih atas inovasi Pandji yang menjual karya lewat WSYDNshop.com karena mempermudah teman-teman yang tinggal di kota Palu dan kota kecil lainnya untuk mendapatkan karya-karyanya.


Terima Kasih Pandji saya jadi lebih mencintai Indonesia.
Fun Stand-Up Comedy di kota Palu, Maret 2013