Ada kesan
tersendiri ketika saya terbang #bersamaGaruda Indonesia. Ketika itu saya ingin
pergi ke Makassar. Saya merencanakan perjalanan ini dari jauh-jauh hari termasuk
membeli tiket pesawat. Pilihan saya jatuh kepada Garuda karena jika ada yang
terbaik mengapa harus memilih maskapai yang lain?
Kebanyakan orang berpikir kalau
harga tiket Garuda relatif mahal. Menurut saya, harga yang ada sesuai dengan
kualitas pelayanan yang diberikan. Garuda sering kok mengadakan promo jadi kita
harus rajin rajin hunting. Contohnya promo
yang saya dapatkan yaitu diskon 10 % untuk tiket Palu-Makassar dengan cara
membeli tiket langsung di kantor perwakilan Garuda minimal 2 minggu sebelum
tanggal keberangkatan. Padahal, tanggal keberangkatan saya mendekati libur
Lebaran lho tapi tetap ada promo. Nggak heran deh kalau Garuda Indonesia
menyandang predikat World's Best Economy Class 2013.
Seperti yang tertera pada tiket di atas,
saya membeli tiket pada awal Juli dan jam keberangkatan saya adalah 07.15 WITA.
Kemudian, dua minggu sebelum keberangkatan, saya dihubungi oleh pihak Garuda
Indonesia. "Wah, ada apa nih?" pikir saya. Ternyata mulai pertengahan
Juli jadwal keberangkatan pertama Palu-Makassar berubah jadi pukul 11.00 WITA. Seneng
deh Garuda kasih informasi tentang perubahan jadwalnya jauh sebelum keberangkatan
jadi ada cukup waktu untuk mengatur
ulang rencana perjalanan saya. Selain pelayanan saat terbang, pelayanan tiket Garuda
juga juara.
Penerbangan yang
ditunggu-tunggu pun tiba. Pastinya Garuda tetap paling unggul dalam hal
ketepatan waktu. Keunggulan lain Garuda adalah harga tiket yang sudah termasuk pajak
bandara maka saya nggak perlu antri lagi di loket pajak & retribusi yang kalau
di bandara Mutiara, Palu letaknya terpisah dari check in counter. Saya sangat menikmati penerbangan karena
kenyamanan dan pelayanan yang diberikan. Saat memasuki pesawat saya disambut dengan
sapaan dan keramahan para cabin crew. Saya duduk dengan nyaman di kursi
samping jendela. Jarak antar kursi yang cukup luas membuat kaki saya leluasa.
Lagu-lagu khas Indonesia mengalun indah sembari menunggu petunjuk keselamatan
diperagakan oleh pramugari. Lalu, tiba-tiba mata saya berbinar-binar! Begitu melihat
in-flight magazine dengan cover
bergambar pemain bola kesukaan saya: Steven Gerrard!
Sebelumnya saya
ingin mengucapkan selamat kepada Garuda yang menjadi Official Global Airline Partner of Liverpool FC. Klub yang saya yakini akan
jadi juara Premier League musim ini. Merupakan
prestasi yang membanggakan menjadi partner dari sebuah klub sepakbola besar dan
terkenal di dunia. Saya juga tidak meragukan Garuda Indonesia sebagai The Indonesian Airlines karena memang sangat
merepresentasikan Indonesia hingga ke hal-hal detail. Terlihat dari ornamen
motif khas Indonesia yang ada pada kain lapis kursi juga seragam para
pramugari. Juga dalam in-flight
entertainment yang disediakan, mulai dari artikel tentang keindahan
Indonesia dalam Colours, lagu-lagu Indonesia yang diputar dalam kabin, tayangan
dan lagu pada monitor. Tidak lupa menu makanan yang disajikan juga khas
Indonesia. Saya jadi tambah bangga dengan Indonesia ketika terbang #BersamaGaruda.
Pelayanan yang diberikan Garuda Indonesia membuat saya lebih mencintai
Indonesia.
Kepuasan saya
semakin bertambah karena mendapat snack
dan minuman dari pramugari yang ramah padahal lama penerbangan hanya sekitar 1
jam. Tadinya saya berpikir kalau hanya penerbangan yang lamanya 2 jam saja yang
mendapatkan makanan. Akhirnya, pesawat mendarat dengan mulus dan sempurna di
Makassar. Sebuah pengalaman berkesan terbang
#bersamaGaruda pun ikut mendarat di hati saya.
Halo Makassar! |
Aga Kareba? |
"Aga
kareba?". Begitulah sapaan khas Makassar untuk menanyakan kabar yang
biasanya dijawab "baji baji ji" atau baik-baik saja. Berbicara
tentang Makassar, salah satu yang terlintas ialah nama Sultan Hasanuddin. Nama
pahlawan kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan ini diabadikan sebagai nama
Bandara dan patung sang Ayam Jantan dari Timur berdiri tegak seakan menyambut siapapun
yang datang ke bandara ini.
Tujuan
pertama saya begitu tiba di kota Makassar ialah warung coto. Saat itu bulan
puasa namun saya sedang berhalangan. Beruntung tidak susah menemukan warung coto yang buka.
Coto Paraikatte |
Ini dia makan siang
saya: Coto Makassar. Makannya pakai sendok kok bukan cendok :) dan nggak lupa pakai ketupat. Coto yang paling
terkenal ialah CoNus di jalan Nusantara dan Coto Paraikatte. Kebetulan saya
hobi berburu kuliner lokal, jadi kemanapun saya pergi saya menyempatkan untuk
mencicipi beberapa jenis makanan khas setempat. Nah, saya berani bilang kalo
Makassar adalah surga kuliner! Mau bukti? Mmm..siap-siap jadi kepingin ya karena saya
mau sebutin
Pallu Basa Serigala |
Yang ini namanya Pallu
Basa dan yang paling terkenal adalah Pallu Bssa Serigala. Bukan..bukan daging
serigala! Isinya daging dan jeroan sapi
kok. Sedikit mirip Coto tapi Pallu Basa ini mengunakan kelapa dan biasanya
ditambah topping kuning telur. Makassar
juga identik dengan Konro (Iga). Yup, Konro Bakar maupun Sop Konro mudah
ditemukan di kota Daeng ini dan yang terkenal adalah Konro Karebosi. Kalau
dalam buku Nasionalisme Pandji bilang makan di Karebosi Makassar dan Karebosi
Kelapa Gading sama enaknya, maka perlu dicoba Konro di Jalan Bawakaraeng karena
menurut saya lebih enak.
Bagi
yang takut kolesterolnya naik, bisa menikmati Ikang (Ikan) Bakar Makassar yang
rata-rata dagingnya manis karena ikan yang masih segar. Kalau nggak mau ikan
bakar? bisa mencicipi Ulu' Juku atau Gulai Kepala Ikan. Kalau nggak suka ikan
laut? bisa coba ikan Bolu khas Makassar atau ikan bandeng. Makanan lain yang
wajib dicoba ketika di Makassar ialah Mie Titi. Mie Titi ini adalah Mie kering
yang disiram dengan kuah yang isinya seafood.
Sebagai pecinta bakso, saya nggak
melewatkan Nyuknyang. Nyuknyang ini sedikit mirip dengan bakwan malang karena
selain bakso ada juga gorengannya. Nyuknyang yang jadi favorit di Makassar
adalah Nyuknyang Ati Raja. Untuk pecinta sayur, boleh nih cobain Kapurung yakni
sagu yang dicampur dengan sayuran hijau, terong, jantung pisang dan dilengkapi
dengan ikan/udang. Kapurung ini adalah
makanan khas dari daerah Palopo (Luwu) dan bagi saya ada sensasi tersendiri
ketika makan Kapurung ini terutama untuk yang jarang makan sagu.
Kapurung |
Nah
kalau lebih suka makanan rumahan, bisa coba Nasi Goreng merah karena nasi
goreng di Makassar umumnya pakai saos bukan pake kecap. Untuk minuman, yang
paling ngetop itu Es Pisang Ijo atau Es Palu Butung tapi saya sendiri lebih
tertarik mencicipi Es Teler Khas Makassar karena selain terdiri dari alpukat,
nangka dan pacar cina juga ada pepaya dan kacang telurnya. Buat yang menghindari
es, bisa cobain kopi Toraja yang rasanya
nggak ada duanya. Pokoknya wajib deh berwisata kuliner kalau ke Makassar karena
selain memanjakan lidah kita juga jadi tahu betapa kayanya kuliner Indonesia.
Oh iya, untuk oleh-oleh khas Makassar itu ada Minyak Tawon, Kacang Disko, Sari
buah Markisa, Kacang Mede dan kerajinan lainnya. Semuanya ini bisa dibeli di toko
oleh-oleh di sepanjang jalan Somba Opu.
Jadi kenyang yang ya ngomongin makanan :) ,
lanjut lagi yuk ke trip saya. Sore harinya saya mengunjungi Benteng paling
terkenal di Makassar, benteng Fort Rotterdam. Dahulu Pangeran Diponegoro pernah
dipenjara disini. Terdapat juga Museum La Galigo di dalam kompleks benteng ini,
namun sayang hari sudah terlalu sore saat saya datang sedangkan jam operasi museum
hanya sampai jam 15.30 WITA. Ketika
weekend, benteng Fort Rotterdam ini ramai dikunjungi oleh para muda-mudi karena
benteng ini juga merupakan tempat berkumpulnya berbagai komunitas yang ada di Sulawesi
Selatan. Jadi kalau ke Fort Rotterdam, selain berwisata sejarah kita pun dapat
melihat kegiatan berbagai komunitas.
Fort Rotterdam tampak depan |
Dari Benteng
Fort Rotterdam saya pun berjalan ke pantai Losari untuk melihat sunset. Pantai
Losari selalu ramai dikunjungi masyarakat Makassar dari pagi hingga malam
apalagi saat bulan puasa karena telah dibangun sebuah Masjid Terapung yang
cantik di sebelah timur pantai Losari. Sebagai ikon kota Makassar, pantai Losari bukan
seperti kebanyakan pantai dimana kita bisa bermain pasir karena di pinggir
pantai ini dibangun ruang terbuka untuk masyarakat dan pengunjung hanya
dikenakan biaya untuk parkir kendaraan. Yang spesial dari pantai Losari ini
ialah kita dapat melihat sunrise juga sunset disini. Unik ya?
G for Gilang! |
Sepanjang
pantai pun dihiasi dengan tulisan-tulisan dengan warna mencolok. Tidak lupa
deretan penjaja makanan yang tertata rapi siap untuk membuat kenyang para
pengunjung. Berbagai jenis minuman dan camilan ringan tersedia namun yang
paling khas adalah Pisang Epe (Pisang bakar yang disiram dengan gula merah
cair) dan untuk minumannya yaitu Sarabba (susu jahe). Tuh kan jadi ngomongin
makanan lagi :)
Pantai Losari |
Nah untuk pecinta
pantai, Makassar punya pantai Akkarena yang letaknya nggak begitu jauh dari
pantai Losari. Untuk masuk pantai Akkarena dikenakan biaya Rp 20.000/orang. Kalau
ingin mengintip bawah lautnya Makassar, bisa menyeberang ke Pulau Samalona dari
dermaga Kayu Bangkoa yang letaknya di seberang Benteng Fort Rotterdam. Dengan
menyeberang sekitar 20 menit menggunakan kapal kayu, kita disambut dengan
hamparan pasir putih dan pantai dengan gradasi warna yang menggoda. Langsung kepingin nyebur kan?
Pulau Samalona |
Pulau
Samalona adalah pulau kecil dan ditempati oleh beberapa Kepala Keluarga saja.
Mayoritas penduduknya menyewakan rumah untuk wisatawan, kapal, serta peralatan
untuk snorkeling. Ada juga diving spot untuk
melihat sisa kapal karam dari jaman perang dunia ke-2. Jaraknya yang dekat dari
Makassar, membuat Samalona jadi salah satu tujuan wisata favorit bagi warga
Makassar di akhir minggu.
Makassar dari kejauhan |
Masih banyak objek
wisata di sekitar kota Makassar yang bisa dikunjungi, seperti TN Bantimurung
yang merupakan air terjun dan tempat kerajaan kupu-kupu, lalu ada
Rammang-Ramman di kabupaten Maros yang merupakan pegunungan Karst terbesar ke-2
di dunia. Mengarah ke selatan, ada pantai Tanjung Bira yang pasirnya sangat
halus seperti tepung. Juga Tanah Beru tempat pembuatan kapal Phinisi yang
legendaris. Dari Makassar, kita pun dapat pergi ke tujuan wisata utama di Sulawesi Selatan, Tana Toraja.
Ya, Makassar adalah gerbang utama menuju Tana Toraja
Kanan: Baru nama saya yang sampai Ketekesu; Kiri: Situs Megalit Bori Parinding (saya baru sampai disini) |
Kecantikan alam di
Sulawesi Selatan dan Makassar adalah sebagian kecil dari keindahan negeri ini. Saya
bercita-cita untuk dapat berkeliling ke seluruh pelosok Indonesia dan kabar
baik bagi saya karena Garuda Indonesia telah menambah jumlah armadanya untuk
menjangkau daerah-daerah di
pelosok Indonesia. Horee! Terima kasih Garuda karena membuat saya bisa menjelajah
dan lebih mencintai Indonesia
Di
samping faktor kekayaan alam dan budaya, banyak faktor lain yang membuat saya
lebih mencintai Indonesia, salah satunya adalah Pandji.
Awalnya saya tahu Pandji sebagai
seorang presenter dan penyiar radio. Lewat tweet-tweetnya saya tahu tentang
pemikiran Pandji yang optimis, berani dan aktif mengerakkan perubahan. Contohnya
yaitu keberhasilan Pandji dalam menyulut semangat #IndonesiaUnite. Bukan hanya secara virtual tapi Pandji melakukan perubahan
itu secara nyata lewat tayangan Provocative
Proactive (PP). Saya bilang perubahan karena menurut saya Provocative
Proactive adalah tayangan pertama yang berhasil mengemas perbincangan tentang politik
secara menarik dan membuat banyak anak muda jadi aware terhadap isu-isu politik. Dengan gaya santai tapi tetap
mengkritik pemerintah, Provocative Proactive membuat saya pribadi menjadi tidak
apatis. Saya kemudian menjadikan isu politik dan masalah bangsa itu sebagai
bahan obrolan sehari-hari dengan teman-teman saya yang tadinya hanya jadi bahan
diskusi di kelas kuliah saja. Bahkan karena terprovokasi, saya sampai dua kali
mendaftar untuk jadi bagian dari tim Provocative Proactive di tahun 2010.
Lumayan, berhasil sampai ketemu Pange :)
Pandji juga sangat konsisten
berkarya, terutama dalam membesarkan stand-up comedy di Indonesia. Saya sendiri
pernah menonton langsung stand up show Pandji
di Fun Stand Up Comedy di kota Palu.
Materi-materi yang dibawakan membuat kita melek tentang realita di Indonesia.misalnya
seperti Bit Demokrasi, Bit Pencitraan, Bit tentang kaum difabel, Bit Gay dan bit
pendidikan di Indonesia. Lewat bit-bit nyentil dan menggelitik , Pandji menyampaikan keresahannya terhadap realita
bangsa ini dan saya merasakan betapa besarnya kecintaan Pandji terhadap
Indonesia. Saya pun tertular dan jadi lebih mencintai Indonesia lagi karena dalam
mencintai Indonesia juga harus menerima kekurangan-kekurangan yang ada dan bagaimana
caranya kita berani mengubah seperti yang ditulis Pandji dalam Nasionalisme: " Saya tidak ingin
Anda untuk cinta buta terhadap Indonesia. Saya ingin Anda untuk tahu sejarah
yang buruk dari Indonesia, penyelewengan fakta, di luar hal-hal yang sudah anda
tahu buruk dari Indonesia seperti misalnya korupsi dan lain-lain". Pandji
juga konsisten dalam hal memerangi rokok dimanapun itu, buktinya Pandji
membawakan bit rokok padahal (karena kesalahan teknis) sponsor acara di Palu
adalah perusahaan rokok. Do you get it? Berani untuk bersuara benar!
Yang membanggakan yakni adanya value dari karya-karya yang dihasilkan
Pandji. Lagu, buku, Stand Up show dan komik karya Pandji menyebarkan semangat positif,
optimisme dan mengajak untuk mengubah Indonesia. Baru-baru ini saya lebih yakin
dan optimis untuk mencintai Indonesia
dengan menjadi abdi negara salah
satunya karena tulisan Pandji Dari Sebuah Keyakinan Sampai Sebuah Keraguan dan bit "Yang neriakin Pemerintah goblok,
sama aja gobloknya".
Bagi saya sosok Pandji sangat
inspiratif, karena menyampaikan sudut pandang lain, mau turun tangan mengajak
orang lain dan aksi-aksinya nyata. Banyak orang pintar dan kreatif tapi nggak punya
rasa peduli dan hanya berguna bagi dirinya sendiri. Satu lagi, saya berterima
kasih atas inovasi Pandji yang menjual karya lewat WSYDNshop.com karena
mempermudah teman-teman yang tinggal di kota Palu dan kota kecil lainnya untuk mendapatkan
karya-karyanya.
Terima
Kasih Pandji saya jadi lebih mencintai Indonesia.
Fun Stand-Up Comedy di kota Palu, Maret 2013 |
No comments:
Post a Comment