Pemilu, memang
gak ada habisnya untuk dibahas. Umumnya, topik seputar CaLeg, Partai, sistem
Pemilu yang jadi perbincangan banyak orang tapi saya mau cerita tentang malam
sebelum Pemilu.
Pastinya malam
sebelum Pemilu pada deg-degan dong ya? Apalagi para Caleg yang udah menaruh
harapan plus biaya yang besar. Mungkin pas malam sebelum pemilu ada Caleg yang
mempersiapkan diri lewat doa, mmm tapi mungkin ada juga yang mempersiapkan
dana. Coba deh pas hari Pemilu bangun pagi-pagi terus tanya warga sekitar ada/nggak
serangan fajar?
Pihak lain yang
mungkin juga deg-degan saat malam sebelum Pemilu adalah aparat keamanan karena Pemilu
diikuti oleh banyak partai dengan berbagai kepentingan, Ketika ada oknum yang
nggak sportif bisa jadi terjadi keributan bahkan kerusuhan. Mudah-mudahan
rakyat Indonesia cukup dewasa ya dalam melaksanakan dan menerima hasil Pemilu.
Malam sebelum
Pemilu juga bisa jadi malam yang menyenangkan bagi para pegawai yang besoknya
diliburkan. Ada yang menggunakan malam sebelum pemilu untuk hang-out sampai larut malam namun ada
pula yang justru diam di rumah untuk memilih-milih caleg yang akan dicoblos. Nah,
saya sendiri punya pengalaman seru di malam sebelum Pemilu.
Ceritanya waktu
bulan Mei 2013 saya dan dua orang teman saya traveling ke Filipina. Sebelum berangkat, kita bertiga udah nanya
ke teman Pinoy yang akan jadi host tentang keamanan disana pas Pemilu. Temen
Pinoy saya bilang kalo Election (dalam logat Tagalog: Eleksyong) itu biasanya kondusif
kok. Baiklah, lagipula ini trip yang udah ditunggu-tunggu kami bertiga sampai
setahun lamanya.
Tiba di Manila
kami disambut dengan poster Caleg yang posenya ala pas foto gitu yang ditempel
serabutan di pinggir jalan. Beda tipis lah sama di negeri kita. Bedanya kalo di
Indonesia masih ada caleg oon yang nempel posternya di pohon. Election di
Filipina kali ini untuk memilih anggota parlemen juga Mayor and Vice Mayor dan
berlangsung di seluruh propinsi.
Saya juga sempat
liat kampanye caleg di daerah rumah teman Pinoy saya. Massanya cuma sekitar 20
orang, ada yang naik motor, ada yang naik bentor (kendaraan yang ada di foto) Terus
ada satu orang yang teriak-teriak pake toa berdiri di bentor yang dihias pake
balon, saya rasa sih dia calegnya. Satu-satunya caleg disana yang saya kenalin
mukanya adalah Joseph Estrada. Yap! Joseph Estrada mantan presiden Filipina yang dalam pemilu
kali ini nyalonin diri sebagai Mayor of Manila (setingkat Walikota ). Saya pikir Cuma di Indonesia aja ada yang mau
"turun jabatan" seperti Menteri yang jadi Walikota ternyata di
Filpina juga ada.
Setelah
muter-muter di Metro Manila, kami diajak temen Pinoy dan keluarganya untuk
mengunjungi pulau terdekat , Puerto Galera , berhubung jua di Filipina sedang
long weekend karena Pemilu akan berlangsung di hari Senin. Kebetulan, tantenya
teman Pinoy saya ini punya rumah di Puerto dan benar saja rumahnya besar persis
di depan pantai. Alhamdulillah, rejeki anak pulau J. Malamnya kami ke White Beach
yang areanya turis lokal sesuai dengan pilihan Mamanya teman Pinoy saya. Si
Tante ini super baik banget deh bahkan kita sampe disewain jeepney untuk
kesana.
Saking serunya
nikmatin night life di White Beach, kami baru selesai jam 12 malam. Sebenernya
saya masih penasaran sih sama night life di area Sabang yang areanya turis bule
tapi niat saya seketika hilang ketika di perjalanan pulang jeepney kami
tiba-tiba dihentikan. Sesosok pria tegap melongok ke dalam jeepney dan satu
orang temannya yang berpostur sama mengawasi lewat jendela. Sebelumnya, tidak
ada yang membuat saya deg-degan sampai saya lihat kalo mereka memegang senjata
laras panjang. Iya, senjata laras panjang seperti yang dibawa polisi saat mengawal petugas ATM. Saya tidak berani
memandang wajah kedua pria itu. Mereka berbicara dengan nada tegas kepada
rombongan kami. Saya takut! Saya cuma bisa menunduk diam sampai salah satu dari
rombongan kami berkata: Salamat, Po!
Fiuh…."Salamat
Po" (Terima Kasih, Pak!) mengakhiri ketegangan untuk sementara. Jeepney
pun berjalan pelan-pelan meninggalkan kedua polisi setempat. Mereka mengecek
setiap kendaraan yang lewat karena malam itu adalah malam sebelum Pemilu. Deg-degan
saya pun masih berlanjut. Tadi ketika perjalanan berangkat tidak ada razia,
saya jadi berpikir kalau ada gerombolan teroris yang baru saja menyusup ke
pulau tersebut. Di bagian selatan Filipina masih ada kelompok-kelompok teroris
makanya pengamanan semakin diperketat apalagi sebelum Pemilu. Benar-benar saat itu malam
sebelum pemilu yang seru. Pertama kali dalam hidup saya dirazia dengan polisi
bersenjata laras panjang, di sebuah pulau kecil di negara lain pula. Salamat,
Po!
Pesan saya, gunakan
malam sebelum Pemilu secara bijak. Dimanapun itu.
No comments:
Post a Comment