2014/04/08

Malam Sebelum Pemilu



Pemilu, memang gak ada habisnya untuk dibahas. Umumnya, topik seputar CaLeg, Partai, sistem Pemilu yang jadi perbincangan banyak orang tapi saya mau cerita tentang malam sebelum Pemilu.
Pastinya malam sebelum Pemilu pada deg-degan dong ya? Apalagi para Caleg yang udah menaruh harapan plus biaya yang besar. Mungkin pas malam sebelum pemilu ada Caleg yang mempersiapkan diri lewat doa, mmm tapi mungkin ada juga yang mempersiapkan dana. Coba deh pas hari Pemilu bangun pagi-pagi terus tanya warga sekitar ada/nggak serangan fajar?
Pihak lain yang mungkin juga deg-degan saat malam sebelum Pemilu adalah aparat keamanan karena Pemilu diikuti oleh banyak partai dengan berbagai kepentingan, Ketika ada oknum yang nggak sportif bisa jadi terjadi keributan bahkan kerusuhan. Mudah-mudahan rakyat Indonesia cukup dewasa ya dalam melaksanakan dan menerima hasil Pemilu.
Malam sebelum Pemilu juga bisa jadi malam yang menyenangkan bagi para pegawai yang besoknya diliburkan. Ada yang menggunakan malam sebelum pemilu untuk hang-out sampai larut malam namun ada pula yang justru diam di rumah untuk memilih-milih caleg yang akan dicoblos. Nah, saya sendiri punya pengalaman seru di malam sebelum Pemilu.  
Ceritanya waktu bulan Mei 2013 saya dan dua orang teman saya traveling ke Filipina. Sebelum berangkat, kita bertiga udah nanya ke teman Pinoy yang akan jadi host tentang keamanan disana pas Pemilu. Temen Pinoy saya bilang kalo Election (dalam logat Tagalog: Eleksyong) itu biasanya kondusif kok. Baiklah, lagipula ini trip yang udah ditunggu-tunggu kami bertiga sampai setahun lamanya.
Tiba di Manila kami disambut dengan poster Caleg yang posenya ala pas foto gitu yang ditempel serabutan di pinggir jalan. Beda tipis lah sama di negeri kita. Bedanya kalo di Indonesia masih ada caleg oon yang nempel posternya di pohon. Election di Filipina kali ini untuk memilih anggota parlemen juga Mayor and Vice Mayor dan berlangsung di seluruh propinsi.  



Saya juga sempat liat kampanye caleg di daerah rumah teman Pinoy saya. Massanya cuma sekitar 20 orang, ada yang naik motor, ada yang naik bentor (kendaraan yang ada di foto) Terus ada satu orang yang teriak-teriak pake toa berdiri di bentor yang dihias pake balon, saya rasa sih dia calegnya. Satu-satunya caleg disana yang saya kenalin mukanya adalah Joseph Estrada.  Yap! Joseph Estrada mantan presiden Filipina yang dalam pemilu kali ini nyalonin diri sebagai Mayor of Manila (setingkat Walikota ). Saya pikir Cuma di Indonesia aja ada yang mau "turun jabatan" seperti Menteri yang jadi Walikota ternyata di Filpina juga ada.
Setelah muter-muter di Metro Manila, kami diajak temen Pinoy dan keluarganya untuk mengunjungi pulau terdekat , Puerto Galera , berhubung jua di Filipina sedang long weekend karena Pemilu akan berlangsung di hari Senin. Kebetulan, tantenya teman Pinoy saya ini punya rumah di Puerto dan benar saja rumahnya besar persis di depan pantai. Alhamdulillah, rejeki anak pulau J. Malamnya kami ke White Beach yang areanya turis lokal sesuai dengan pilihan Mamanya teman Pinoy saya. Si Tante ini super baik banget deh bahkan kita sampe disewain jeepney untuk kesana.
 
Saking serunya nikmatin night life di White Beach, kami baru selesai jam 12 malam. Sebenernya saya masih penasaran sih sama night life di area Sabang yang areanya turis bule tapi niat saya seketika hilang ketika di perjalanan pulang jeepney kami tiba-tiba dihentikan. Sesosok pria tegap melongok ke dalam jeepney dan satu orang temannya yang berpostur sama mengawasi lewat jendela. Sebelumnya, tidak ada yang membuat saya deg-degan sampai saya lihat kalo mereka memegang senjata laras panjang. Iya, senjata laras panjang seperti yang dibawa polisi saat  mengawal petugas ATM. Saya tidak berani memandang wajah kedua pria itu. Mereka berbicara dengan nada tegas kepada rombongan kami. Saya takut! Saya cuma bisa menunduk diam sampai salah satu dari rombongan kami berkata: Salamat, Po!
Fiuh…."Salamat Po" (Terima Kasih, Pak!) mengakhiri ketegangan untuk sementara. Jeepney pun berjalan pelan-pelan meninggalkan kedua polisi setempat. Mereka mengecek setiap kendaraan yang lewat karena malam itu adalah malam sebelum Pemilu. Deg-degan saya pun masih berlanjut. Tadi ketika perjalanan berangkat tidak ada razia, saya jadi berpikir kalau ada gerombolan teroris yang baru saja menyusup ke pulau tersebut. Di bagian selatan Filipina masih ada kelompok-kelompok teroris makanya pengamanan semakin diperketat  apalagi sebelum Pemilu. Benar-benar saat itu malam sebelum pemilu yang seru. Pertama kali dalam hidup saya dirazia dengan polisi bersenjata laras panjang, di sebuah pulau kecil di negara lain pula. Salamat, Po!
Pesan saya, gunakan malam sebelum Pemilu secara bijak. Dimanapun itu.



No comments: